Perempuan Itu Bukan Bantalan Tinju
Air Mata Perempuan Papua Itu Mahal
Aturan dunia ini mewajibkan perempuan untuk tunduk dalam aturan yang di buat laki-laki. Aturan adat pun mengajarkan perempuan Papua untuk menjaga rumah dan mengurus anak. Hari ini aturan -aturan yang di tetapkan terkadang laki-laki menggunakannya untuk menjadi hakim bagi Perempuan atau istrinya. Ini berdampak kepada kekerasan dalam Rumah tangga. Perempuan itu kaum lemah dan dalam kita Kejadian 2:18 (TB) TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Perempuan itu penolong bagi laki-laki, Tuhan menciptakan perempuan sebagai penolong agar setiap manusia hidup berpasang-pasangan dan melanjutkan keturunan. Perempuan bukan bantalan tinju bagi laki-laki tetapi penolong. Hati-hatilah dalam memperlakukan wanita tidak adil karena wanita ciptaan Tuhan tetapi juga ibu yang melahirkan kehidupan tetapi dan ibu yang darinya Yesus Sang Juru Selamat itu di lahirkan. Dalam apapun yang di minta perempuan/seorang ibu akan di kabulkan Tuhan itu dapat di buktikan dalam kitab Yohanes 2:3-5, 8 (TB) Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."
Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya.
Sio sangat jelas jadi jangan pernah menyakiti hati seorang perempuan karena dengan meminta saja Yesus mendengar apa lagi menangis kamu bisa tau konsekuensinya. Jaga perempuan itu dengan baik.
Jika ada cara baik untuk menyelesaikan masalah mengapa harus dengan kekerasan. Perempuan itu di nikahi untuk dicintai, karena orang tuanya saja tidak menyakitnya, kamu itu di percayakan untuk menjaga dan melindungi anak orang bukan menjadikan anak orang bantalan tinjumu.
Tuhan Yesus memenuhi permintaan ibunya saat waktunya belum tiba. Bukankah lebih lagi ketika ibunya meneteskan air mata. Jadi air mata seorang ibu itu berharga bagi Yesus karena Tuhan Yesus pun merasakannya. Dan Dia akan menjawab doa seorang perempuan.
Stop Kekerasan Terhadap Perempuan Papua.