KEPERCAYAAN ADALAH TANGGUNG JAWAB

KEPERCAYAAN ADALAH TANGGUNG JAWAB 



 Sumber gambar : Ahmaliansyah.blokspot.com


Pengertian tanggung jawab menurut KBBI adalah suatu keadaan dimana wajib menganggung segala sesuatu sehingga kewajiban menanggung memikul tanggungjawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.


Tanggung jawab adalah suatu keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, wajib berarti suatu keharusan, ketika seseorang dapat menjalankan tanggung jawab itu berarti telah melakukan keharusan itu begitupun sebaliknya, jika tidak bertanggung jawab maka akan dikatakan tidak melakukan keharusan itu.

 

Terlepas dari defenisi yang diberikan oleh KBBI atau defenisi tanggung jawab yang diberikan oleh para ahli. Disini saya memiliki  defenisi tersendiri tentang tanggung jawab. Bagiku kepercayaan adalah tanggung jawab.

Saya memiliki sebuah kisah, kisahnya terjadi ketika bapa saya berkunjung ke tempat perkuliahanku, kedatangan bapa saya tidak sendiri, dia bersama para pemimpin yang berasal dari kampung halamanku, mereka terdiri dari kepala kampung, kepala distrik, ketua DPR, para dosen tetapi juga para pejabat kabupaten. Ketika mereka datang mereka tinggal di hotel. Dan ketika saya mendengar bahwa bapa telah sampai, saya langsung berkunjunga ke tempat tinggal mereka, sesampainya disana saya langsung disambut oleh bapa yang saat itu sedang duduk bersama dengan para pemimpin yang baru saja menyelesaikan sarapan pagi. Bapa langsung meyambut saya dan langsung memperkenalkan saya kepada semua pemimpin dengan berkata, dia anak anak laki-laki saya. Dan saat itu banyak orang kaget dan mengatakan mengapa bapa mengatakan dia adalah anak laki-laki bapa? Sedangkan dia adalah seorang perempuan. Saat itulah bapa mulai menjelaskan alasan kenapa dia memanggilku dengan sebutan anak laki-laki. Bapa berkata “ Dia adalah anak laki bagi saya, karena didalam keluargaku dan semua anak-anakku dialah yang paling saya harapkan, dan harapan saya tidak mungkin salah, hanya dia yang akan mengangkat nama baikku, dia tidak mungkin mempermalukanku, dan juga saya percaya padanya”. Sebuah ungkapan yang berani dan sontak membuatku kaget, seperti saya baru saja dikejutkan oleh listrik bertegangan tinggi. Hal yang membuat saya begitu syok adalah bahwa saat itu saya baru berada di semester 3 dan waktuku masih sangat panjang. 

Bagi semua anak, pasti ingin bebas dan ingin hidup dengan cara mereka sendiri. Tetapi saat itu saya mulai hidup bukan lagi hidup untuk diriku sendiri tetapi hidup menurut standar yang dibuat bapaku. Hal itu tanpa dipaksa harus saya lakukan dikarenakan jika saya berani melanggar maka saya akan mempermalukan ayah saya seumur hidupnya. Saya harus menjaga nama baik bapa dengan menjaga diri saya dan harus menjadi seperti apa yang bapa inginkan. Banyak pilihan bebas yang ingin saya pilih tetapi apa daya, sudah ada garis tegas yang ditarik bapa untuk saya. Disitulah saya mulai sadar ternyata tanggung jawab terbesar adalah kepercayaan. Bagiku tidak ada tanggung jawab sebesar itu.

 

Kepercayaan adalah tanggung jawab terbesar, ketika kita diberi tanggung jawab dan dibarengi dengan kapercayaan maka menjadi keharusan untuk membuat yang terbaik untuk sang pemberi tanggung jawab itu dan semua daya dan upaya akan kita kerahkan untuk membuat yang terbaik karena kepercayaan tadi. Kita telah dipercaya maka balasan dari kepercayaan itu ialah menjadi yang terbaik. Ketika pernyataan itu saya sampaikan, banyak orang mendengar dengan nada datar karena saya tau bahwa mungkin saja mereka belum menyadari itu atau belum mengalaminya. Jika mereka telah mengalaminya maka mereka akan mengatakan benar kepercayaan itu adalah sebuah tanggung jawab yang sangat besar. Tanggung jawab terbesar itu dapat dilihat ketika :

o   Masa Perkuliahan

Ketika sedang berkuliah, maka wajib hukumnya untuk memberi nilai terbaik kepada orang tua, karena orang tua yang memberi tanggung jawab akan selalu mengawasi semua kinerja kita. Mereka akan selalu bertanya, “bagaimana nilaimu semesrer ini?, bisa bapa melihanya?” pertanya –pertanyaan ini sudah pasti akan dilontarkan kepada kita, dan untuk menghindar dari kekecewaan adalah belajar yang keras, sehingga ketika ditanya kita bisa dengan berani dan senyuman memberikan hasil itu kepada mereka. Dan hasil yang diperoleh tidak diperoleh dengan cara yang mudah tetapi dengan cara yang terkadang membuat kita kecapaian. Terkadang kita mengorbankan waktu tidur kita di saat teman-teman yang lain tidur dengan nyeyak, kita masih sibuk untuk mempersiapkan banyak hal untuk menghadapi ujian maupun menyelesaikan tugas-tugas yang dikasih dengan tidak mengerjakannya secara biasa-biasa saja. Tetapi kita akan mengerjakan dengan sangat baik hanya untuk membuat orang tua bangga. Dan satu lagi ketika banyak teman-teman mengajak kita untuk nongkrong di Cafe pasti kita tidak akan pernah hadir dan masih banyak hal indah yang ingin sekali kita terlibat tetapi apa daya, kita harus tetap pada tujuan membuat orang tua bangga. Semua hal tentang kita harus dikubur. Semua hal tentang menjaga tanggung jawab itu.

o   Masa Berpacaran

Ketika kita diperhadapkan dengan seorang lelaki atau perempuan yang telah membangkitkan rasa memiliki dalam diri kita, maka kita tidak akan melakukan apa-apa, dengan alasan takut jika hubungan kita denganya malah menjadi penyebab nilai kita jelek, atau kita akan takut jika sosok yang datang malah akan membuat konsentrasi terganggu. Jika saat ini telah tiba dan jika kita diperhadapkan dengan teman-teman kampus yang jalan bersama kekasihnya atau bermesraan bersama atau setidaknya ada teman yang bisa diajak jalan bersama atau dapat menjadi orang pertama yang dapat membantu mereka, hal itu akan membuatu kita memiliki keinginan yang sama. Kita akan mulai berfikir ingin rasanya saya mengalami hal yang sama seperti mereka, tetapi apa daya. Ketika kita ingin seperti mereka, maka kepercayaan orang tua akan sebagai suatu bayangan yang akan menghantuimu dan membuat kita harus mengurung niat untuk melangkah maju. dan akan sangat tersiksa tetapi semua bukan tentang kita tetapi tentang kepercayaan.

o   Ketika Kamu Seorang Anak Adat

Ketika kamu terlahir sebagai anak adat yang memiliki adat yang mengikat, maka saat ini akan menjadi hal terberat, ketika kamu diperhadapkan dengan seseorang yang memenuhi criteria yang kamu inginkan tetapi tidak sesuai dengan criteria orang tuamu maka, kamu harus bisa merelakan dia, karena ketika yang kamu suka adalah orang diluar sukumu, maka dia tidak mungkin memenuhi tuntutan adat yang akan diberikan oleh orang tuamu. Semua niatmu akan dibatalkan, lebih baik hatimu yang hancur dari pada kehilangan kepercayaa. Sekali lagi tentang menjaga kepercayaan diatas segalanya. Sampai hatimu rela hancur karena yang terpenting adalah menjaga kepercayaan itu.

 

Dan masih banyak lagi hal-hal yang ingin kita lakukan tetapi tanggung jawab itu selalu saja datang dan mengatakan jangan untuk semua yang kita lakukan. Semua hal terkait dengan kesenangan kita akan dinomor duakan dan juga kebahagiaan kita akan dikesampingkan dan kepercayaan yang menjadi tanggung jawab kita yang selalu kita jalankan. Bagai lilin yang rela membakar dirinya, demi menerai seluruh ruangan.

 

Tetapi satu hal yang pasti semua pengorbanan yang kita lakukan tidak dilakukan begitu saja, memang disepanjang jalan ini kita mengalami banyak hal yang terkadang membuat kita tidak mampu melangkah tetapi dipenghujung dari semua yang kita lakukan, pasti kita akan mendapat kebahagiaan yang abadi yang dapat menggantikan hari-hari perjalanan kita yang melelahkan. Semua yang dilakukan orang tua bukan untuk membuat kita menderita, tetapi semunya hanya untuk kebahagiaan yang sempurna. Bukan kenikmatan sesaat yang akan menghancurkan kita. Karena tidak ada orang tua yang mengharapkan sesuatu yang tidak baik terjadi bagi anaknya. Atau “ Tidak ada orang tua yang memberi batu ketika anaknya minta roti”  kata Yesus Sang Juru Selamat.

 

Sekian!!!

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR DARI KISAH MEDUSA

NASEHAT BAPA KEPADA PUTRINYA

REVOLUSI PENGHARAPAN