KARYA ILMIAH (SANG PENULIS AGUNG)
Sang Penulis Agung
Dalam penulisan karya ilmiah, tujuan penelitian menentukan hasil, jadi dalam hal penulisan karya ilmiah, tujuannya harus jelas, jika tujuan dalam penelitian satu, maka hasilnya juga satu. Jadi yang pertama dipikirkan adalah tujuan, apa yang mau dilakukan?, dan hasil dari tujuan itu apa?. Jadi hasil adalah jawaban dari tujuan.
Setiap manusia juga terlahir dengan satu tujuan besar, dari Sang Penulis karya ilmiah Agung. Penulis karya ilmiah mempunyai tujuan dalam menulis, atau Dia menginginkan Hasil dari penelitian hingga penulisan yang adalah hasil karya-Nya. Siapa pun dia ketika menginfestasikan waktu dan tenaga untuk membuat suatu karya, pastinya memiliki tujuan, tidak ada yang bekerja hanya sebatas iseng – iseng. Semua yang dilakukan pasti memiliki tujuan.
Tuhan memiliki Tujuan besar ketika menciptakan seorang manusia untuk suatu tujuan besar. Ketika karya ilmiah selesai ditulis oleh Sang Penulis Agung, maka karya ilmiah itu diletakan dalam sebuah wadah perantara untuk menghadirkan karya ilmiah itu dalam bentuk fisik. Wadah perantara yang dimaksudkan adalah kadungan seorang perempuan atau ibu, oleh sebab itu maka karya ilmiah itu tidak dapat mengatur penulis untuk meletakan dia pada wadah perantara seperti apa?. Semua tergantung Sang Penulis, Dia yang lebih tahu tujuan utama penulisannya hingga akhir dari karya ilmiahnya.
Manusia ketika beralih dari roh menjadi fisik dan terlahir sebagai seorang manusia melalui seorang ibu, selama sembilan bulan, selama itu dia mencernah apa yang dikonsumsi ibunya, baik itu makanan, aktifitas hingga apa yang dipikirkan ibunya, pencernaan itu berlanjut hingga, dia dilahirkan hingga dibesarkan oleh lingkungan ibunya. Ketika dunia fisik menunjukan semua realita kehidupan yang ada. Atau menunjukan tujuan baru, ia mulai berjalan dan memilih, mengikut pemikiran ibunya atau tujuan utama dia diciptakan. Dia diberi kehendak bebas, dia bebas memilih, mau menjalankan tujuan yang mana, Tujuan sebelum dia diciptakan atau tujuan setelah dia diciptakan.
Realita kehidupan setelah dilahirkan membuat seorang manusia seolah bangun dari tidurnya. Ia berfikir semua yang terjadi dan menjadi tujuan penciptaan hanya sebagai mimpi belaka. dia mulai dibingungkan memilih menjalankan apa yang ada dalam mimpinya atau menjalankan apa yang ada didepan mata. Cita – cita mana yang ingin dia wujutkan, cita – cita dari orang tua fisik atau orang Tua Roh?. Ada dua pilihan di dalam dirinya, itu dapat terlihat ketika seorang laki – laki atau perempuan yang memiliki cita – cita besar dan tidak dapat terpenuhi, ia akan melakukan banyak hal termasuk memilih seorang laki – laki atau istri untuk kemudian di nikahkan agar dari hasil pernikahanya ia dapat menghadirkan anak sesuai dengan tujuannya. Dia ingin anaknya kelak meneruskan bisninya, bakatnya dan lain – lain.
Cita – cita orang tua fisik dan orang tua roh terkadang tak berjalan beriringan. seperti katika orang tua fisik mengingikan anaknya meneruskan bakatnya menjadi, misalnya pemain bulu tangkis, anaknya menginginkan hal lain semisal menjadi pemain bolah. Orang tua fisik telah menyediakan banyak kebutuhan untuk menciptakan anak yang dilahirkannya menjadi seperti apa yang dia mau. Hal ini bisa berujuang pada pertengkaran keluarga hingga penyangkalan, tetapi Tujuan utama Orang Tua Roh akan terwujut, akhinya hanyak orang tua fisik yang akan mengalah, karena anaknya tidak dapat menjadi apa yang dia harapkan, dan berusaha untuk menduku cita –cita anaknya, karena itu adalah bagian dari talenta yang diberikan untuk menjawab Tujuan. Talenta diberikan bukan untuk menyongbongkan diri atau hanya menjadikannya untuk mengangkat popularitas semata, tetapi talenta itu diberikan untuk menjawab tujuan. Talenta itu dipakai untuk mewujutkan tujuan penciptaan.
Hal mendasar ini terkadang membuat manusia menjadi pelupa yang naïf, pura – pura lupa atau memang bingung mau memilih menjadi apa?. Orang tua fisik dan roh dapat diajak untuk mendiskusikan pilihan kita, jangan pernah takut untuk memulai mendiskusikan hal – hal prinsip dari kehidupan kita. Semua itu disampaikan sedini mungkin agar tidak ada yang tersakit dari pilihan kita. Berpura – pura senang, agar dapat menyenangkan apa yang diinginkan orang tua fisik kita, walau kita sangat terbebani dalam menjalaninya.
Semua hal dalam kehidupan ini dapat terselesaikan jika kita bertanya, kepada orang tua fisik kita , tetapi juga orang tua roh kita, apa tujuan utama mereka menghadirankan kita. Disitulah kita akan memperoleh jawaban apa yang harus kita pilih, misi bayangan kita atau misi realita kita. Jika sejalan maka, gunakan talenta itu dengan baik, gunakan untuk menjawab tujuan.
Dalam hidup ini satu hal yang harus kita ingat bahwa, kita adalah karya ilmiah yang sempurnah, atau sudah selesai. Latar belakang, maksud Tujuan, masalah, batasan masalah, dasar teori, hasil dan kesimpulan. Ketika kita dilahirkan, maka karya ilmiah itu terlahir dalam bentuk fisik. Manusia hanya dapat menjalani apa yang sudah termuat dalam karya ilmiah itu agar hasilnya dapat menjawab tujuan. Dalam karya ilmiah itu harus ada masalah – masalah dalam kehidupan yang sering terjadi, batasan masalah yang terkadang sering terucap dibibir ketika berada dalam masalah “ Tuhan tak pernah memberi ujian melampau, kekuatan umat-Nya”. Batasan masalah sudah disiapkan, semua itu dijalani agar dapat sampai pada hasil dan kesimpulan dari karya ilmiah agung itu.
Masalah itu sudah dirancang, batasan masalah dan penyelesaian atau jalan keluar semua sudah disiapkan, ketika kita bingung, bertanyalah, ada pepatah yang mengatakan “ malu bertanya sesat dijalan”. Tanyakan itu kepada orang tua fisik kita maupun orang tua rohani kita apa tujuan utama menghadirkanmu. Dan jalani itu dengan penuh ungkapan syukur. Ingat kamu adalah karya ilmiah yang sudah selesai, jangan mengeluh, jalani dengan penuh uangkapan syukur. Jika sudah selesai karya ilmiah itu, setiap orang akan datang pada kahirnya yaitu meja persidangan, untuk menguji kesempurnaan dari karya ilmiah itu.
Usahakan untuk lulus dalam ujian itu, persyaratan untuk lulus dalam ujian akhir adalah ungkapan syukur setiap saat dalam menjalani kehidupan. Bersyukur selalu!!!!
http://kutikata.blogspot.com/2017/03/lho-menulis-kok-di-tanah-debat-hukum.html